Senin, 27 Oktober 2008

Arti Kemerdekaan Dan Apresiasi Budaya Indonesian

Disadari atau tidak, diakui atau tidak, bulan Agustus tetap menjadi bulan yang dinanti dan menjadi bulan yang penuh dengan nuansa sejarah.

Tidak perlu dijabarkan panjang lebar lagi ada apa dengan bulan Agustus, karena setiap anak pun bahkan sudah mengerti untuk apa mereka memasang bendera merah putih, untuk apa mereka mengikuti lomba balap karung, kakak-kakak mereka yang sudah gede musti jatuh bangun naik pohon pinang yang super licin ‘hanya’ untuk sebungkus mie instan? Semua demi kebanggaan atas sebuah nama : INDONESIA.
Perayaan menyambut dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia ini menjadi agenda tedengan sendirinya. Lihatlah di RT-RT terdekat, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten maupun Kota sampai ke tingkat Nasional, perayaan kemerdekaan negara kita tercinta ini dilaksanakan dengan segala gempita kemeriahan, untuk sekedar meluapkan ekspresi kegembiraan akan sebuah arti kata MERDEKA.
Merdeka? Member Blogfam ternyata tidak hanya tinggal diam dengan arti kata ini, berbagai perbincangan mengenai arti kata ini pun mucul. Semuanya berawal di forum Bebas ketika Scholastica mengungkapkan kebingungannya akan arti sebenarnya dari kemerdekaan : Menurut kamu arti kemerdekaan itu apa sih?
Dalam nada bercanda, seorang member menyampaikan kalau : Merdeka buat gw brarti bebas ga ada yg mengikat, contohnya jomblo tuh merdeka. Jomblo? Ah, jadi jomblo memang nggak akan ada yang bisa melarang-larang kamu pergi kemana pun ya? Hehehehe atau menurut member lain kalau Merdeka itu : Bebas belajarrr dummzzz. Waaaaaahh … itu sih namanya males! hihihihi
Ternyata arti kemerdekaan itu memang luas. Kalau selama ini persepsi kita hanya terbentuk pada kemerdekaan atas sebuah penjajahan dan harus direbut melalui perjuangan berat dan peperangan, ternyata itu tidak benar. Tenshi menyampaikan arti kemerdekaan menurutnya : Merdeka = bebas menentukan pilihan, bebas berbicara (dengan konsekuensinya), bebas bermimpi dan yakin bisa mencapainya, dan yang paling penting, sadar bahwa diri sendiri bebas untuk memilih!.
Sementara Gondhez merasa bahwa : Merdeka adalah bebas dari kekangan dalam bentuk apapun selama tidak nyenggol yang laen.
Bener banget. Merdeka bukan berarti kita bebas melakukan apapun semaunya. Sudah sepantasnya merdeka yang diyakini diikuti oleh tanggungjawab atas kemerdekaan yang dilakukan. Bebas berbicara bukan berarti boleh nyinggung perasaan orang kan? Bebas bertingkah laku bukan lantas bebas mengganggu orang seenaknya kan? Semua kemerdekaan yang akhirnya kamu pilih sudah semestinya dibarengi dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Jangan sampe kamu yang merasa merdeka, tapi orang lain yang menderita! Hey, bukan untuk itu sebuah kemerdekaan.
Bagaimanapun, Agustus tetap akan selalu identik dengan perayaan kemerdekaan negara kita. Nggak salah, dan memang sudah sewajarnya kita mensyukuri kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia dengan perayaan yang bisa kita laksanakan. Dan mungkin rasa nasionalisme bisa ditumbuhkan dengan kegiatan-kegiatan seperti itu. Boleh dong kita berharap generasi muda kita semakin meningkat rasa nasionalismenya dengan kegiatan agustusan ini? Sebagaimana kita berharap juga meningkatnya apresiasi terhadap Budaya bangsa Indonesia.
Di forum lain Seorang member BlogFam menjeritkan kekhawatirannya terhadap budaya Indonesia yang terlihat tenggelam, tersalip oleh budaya-budaya luar yang digandrungi oleh generasi muda Indonesia : apresiasi untuk budaya indonesia kelihatannya jarang banget ditemui biasanya yang orang bilang "ragamnya banyak" udah ga ada pujian laennya padahal dari keragaman itu sendiri banyak banget yang bisa dipuji. Pertanyaannya : apa apresiasimu terhadap budaya bangsamu sendiri? itung2 nambah nasionalisme nih. *saya seorang pecinta budaya indonesia* budaya indonesia rocksss!!!
Dan ternyata, generasi muda kita masih banyak kok yang peduli. Rara misalnya yang : Gw suka banget kok.. nonton teater, nonton film Indonesia yang di bioskop, apalagi akhir2 ini karya anak bangsa memang keren-keren banget! Kalo ke luar negeri pasti nyeritain budaya bangsa dengan bangga. Apa ya? Itu aja kali.. simple but sure. Atau Vi3 yang : Vi3 seneng nonton ludruk ama wayang golek.
Bunda Naila malah memberikan gambaran yang sangat lengkap : hmm.. banyak hasil budaya kita yang aku suka. misalnya kain-kai2 tradisional. kalo ke kawinan pake mobil, bisa dipastikan aku pake baju berbahan kain tradisional Indonesia, misalnya batik atau songket.. paling nggak pake atasan kebaya bordir deh. dulu pas masih single, kalo liat batik/songket bagus bawaannya pengen beli aja. musik tradisional juga suka tuh. misalnya gending Jawa, juga lagu2 Batak & Sunda. bahkan aku termasuk bisa menikmati dangdut, asal dibawain oleh penyanyi dangdut yg berkualitas, misalnya Meggy Z atau Ikke Nurjanah. ludruk & wayang orang juga suka, tapi kalo wayang kulit kurang.. suka bingung bedain karakter2nya. kalo budaya popnya sih, mungkin sebatas lagu2 Indonesia & buku2nya. kalo film jarang nonton euy. tapi secara umum emang sekarang udah jarang nonton film. terakhir nonton film Indonesia di bioskop th AADC. kalo sinetronnya sih, bukannya gak menghargai karya anak bangsa, tapi mangap deh, bener2 ndak suka. yang paling OK sekarang ini cuma Bajaj Bajuri. dulu masih ada Keluarga Cemara atau Si Doel ya. kadang kalo kita udah jauh dari Indonesia, malah jadi lebih perhatian sama budaya kita. dulu aku belajar nari malah waktu kuliah di sono. sekarang sih udah lupa lagi.
Atau juga Ranukama : Aku suka banget denger gending jawa, very comforting, yang memperkenalkan kepada budaya jawa, adalah bapak ku sendiri. Begitupula dengan cerita wayang, sangat menarik mendengar kisah pewayangan, apalagi kalo yang dongeng-in bapak sendiri.Yang paling aku sayangkan adalah, aku gak bisa berbahasa daerah, tidak satupun aku kuasai dengan baik, dikit2 sih bisa *pingin bgt belajar euy* Well mungkin karena aku lahir di jakarta ya. Eniwei, ada yang mau ajarin aku bhs daerah gak?
Ternyata masih banyak kan yang peduli dengan budaya negeri sendiri? Malah kalau mendengar penuturan Maknyak tentang adanya orang asing yang mau mempelajari budaya Indonesia, bukankah itu suatu kabar yang membanggakan? Maknyak menulis : Mau bahasa daerah mana ji? Jawa Yogya apa Jawa Pekalongan? hehehe. Aku dan keluarga juga suka ndangdut lho. Apalagi paknyak. Termasuk musik Indonesia asli juga kan? disini yg ahli pewayangan justru John (isterinya bernama debby asli Semarang dan pinter nari). John ini pinter nyanyi jawa serta gape memainkan gamelan. dan punya kelompok musik Bali di univ. de Montreal lho.
Budaya memang tidak sekedar menyinggung soal seni dan kreasi saja, tetapi bahkan bisa diartikan lebih luas, seperti kata thefool yang memberikan penjelasan lain dari definisi budaya itu sendiri : Dalam ruang lingkup definisi apakah "budaya" di sini? Karena dalam persepsiku, budaya Indonesia ada di cara banyak orang Indonesia gampang ngomong akrab dengan orang yang baru ketemu dan berpisah tanpa saling tahu nama. Atau di bagaimana banyak konsumen produk Indonesia tidak terbiasa untuk menuntut haknya, seburuk apapun produsen yang ada. Atau di bagaimana banyak wanita Indonesia diajarkan untuk takut terhadap seks. Atau di mana banyak komunitas Indonesia memiliki tekanan untuk menjunjung moral di depan umum, sementara beberapa anggota komunitas di belakang melampiaskan represi dengan berbuat sebaliknya. Hal-hal seperti itu saya perhatikan. Saya terima. Dan saya tetap bahagia tinggal di Indonesia. Itulah sekadar apresiasi saya..
Tidak memberikan apresiasi yang tinggi terhadap budaya Indonesia bukan berarti tidak bangga dengan Indonesia kan? Tidak bisa berbahasa daerah, atau tidak suka wayang dan tarian nasional bukan berarti kita tidak bisa memberikan sesuatu buat Indonesia kan? Banyak cara untuk mengapresiasikan rasa cinta dan bangga kita buat Indonesia, dan itu yang utama. Apapun yang terjadi, seperti kata thefoo, Saya tetap bahagia tinggal di Indonesia.

Tidak ada komentar: